BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Al-Quran adalah mukjizat yang teramat agung sampai saat ini.
Kemukjizataany tidak dapat tertandingi. Bahkan dengan tegas, al-Quran telah
menantang para umat untuk membuat hal yang sama, tapi tetap saja tidak ada yang
bisa menandinginya.
Antara kemukjizatannya yang sampai saat ini terus bertahan adalah
sisi bahasanya yang begitu indah memukau. Susunannya yang teramat dahsyat, dan
selalu memiliki sisi-sisi yang tidak bisa terlewatkan. Tidak bahasanya yang
seakan tanpa makna. Semua serba menarik. Tanpa terkecuali.
Pada bagian ini, penulis hanya akan membahas bagian kecilnya saja.
Lebih tepatnya, kajian penulis ini lebih spesifik tentang kaidah mufrad dan
jamak, sebagaimana tersermin pada rumusan masalah sebagai berikut.
B.
Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang
akan peulis bahas adalah:
1.
Apakah
pengertian dari kaidah mufrad dan jamak?;
2.
Bagaimana
penggunaan mufrad, makna dan contohnya dalam al-Quran?;
3.
Bagaimana
penggunaan jamak, makna dan contohnya dalam al-Quran?
C.
Tujuan Penulisan Makalah
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan dari enulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Ingin
memaparkan pengertian dari kaidah mufrad dan jamak yang ada dalam al-Quran;
2.
Ingin
memaparkan penggunaan mufrad, makna, dan contohnya, yang ada dalam al-Quran;
3.
Ingin
memaparkan penggunaan jamak, makna, dan contohnya, yang ada dalam al-Quran.
D.
Manfaat Penulisan Makalah
Secara umum, ada dua manfaat yang ingin penulis dapat dalam
penulisan makalah ini. Pertama: dari sisi akademis. Yakni, makalah ini
dapat menjadi kajian yang berkesinambungan. Kedua: dari sisi praktis.
Yaitu, penulis berharap kajian ini dapat diaplikasikan secara langsung dalam
pembelajaran sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Secara bahasa kata mufrod adalah
isim maf’ul yang berarti terasing. Sedangkan menurut istilah mufrod adalah
sebutan untuk isim yang menunjukkan satu atau tunggal, seperti seorang
manusia,seekor binatang,sebuah benda, dan sebagainya.
Jamak adalah sebutan untuk menunjukkan
sebutan sejumlah(banyak), baik manusia maupun makhluk lainya. Menurut istilah,
jamak merupakan isim yang menunjukkan lebih dari dua, dengan aturan
pembentukkan tertentu, seperti kata masjid menjadi masajid,rajul(seorang
lelaki) menjadi rijal, dan sebagainya.
B.
Penggunaan Jamak dalam al-Quran, Contoh dan Maknanya
Pada bagian sebelumnya sudah dijelaskan bahwa sebuah kata, dengan
semua variasinya memiliki makna dan tujuan khusus. Tidak ada yang kebetulan.
Tanpa terkecuali dalam kajian mufrad dan jamak. Hanya saja, pada bagian ini
fokus penulis adalah mengkaji sisi mufradnya.
1.
kata yang selalu disebutkan
dalam bentuk mufrad
a.
kata أرض
Kata ini hanya diebutkan dalam bentuk mufrad saja dalam al-Quran. Diulang-ulang
sebanyak 461 kali.[1]
Lebih jelasnya bisa dilihat dari beberapa ayat berikut:
yÏ$t7Ïè»t tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä ¨bÎ) ÓÅÌör& ×pyèźur }»Î*sù Èbrßç7ôã$$sù ÇÎÏÈ
Hai hamba-hamba-Ku yang beriman,
Sesungguhnya bumi-Ku luas, Maka sembahlah Aku saja. QS. Al-Ankabut: 56
Ayat lain mengatakan:
ª!$# Ï%©!$# t,n=y{ yìö6y ;Nºuq»oÿx z`ÏBur ÇÚöF{$# £`ßgn=÷WÏB ãA¨t\tGt âöDF{$# £`åks]÷t/ (#þqçHs>÷ètFÏ9 ¨br& ©!$# 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« ÖÏs% ¨br&ur ©!$# ôs% xÞ%tnr& Èe@ä3Î/ >äóÓx« $RHø>Ïã ÇÊËÈ
Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan
seperti itu pula bumi. perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui
bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan Sesungguhnya Allah
ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. QS. Al-Thalaq: 12
øÎ)ur tA$s% /u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkÏù `tB ßÅ¡øÿã $pkÏù à7Ïÿó¡our uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ÏôJpt¿2 â¨Ïds)çRur y7s9 ( tA$s% þÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB w tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah)
di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui."QS. Al-Baqarah: 30
Padahal, menurut penelitian
ilmu astronomi bumi sama dengan langit. Sama-sama berlapis tujuh. Apakah
ini berarti ada kontradiksi antara al-Quran dengan ilmu pengetahuan? Tentu saja
tidak. Malah, justeru bentuk mufrad itulah yang lebih cocok. Mengingat kondisi
umat saat itu yang notebene belum mengalami kemajuan dalam bidang astronomi.
Seandainya kata الأرض dijamakkan, bisa jadi pada gilirannya akan menanamkan sifat
keraguan dalam diri mereka terhadap al-Quran. Ini berarti risalah karsulan
Muhammad Saw. menjadi gagal.[2]
b.
kata صراط
Seperti dalam QS. al-An’am: 153
وأن هذاصراطى مستقيما
“Dan bahwa (yang kami perintahkan
ini) adalah jalan yang lurus “
c.
kata النور
Seperti dalam QS. al-Hadid: 12
يسعى نورهم بين أيديهم وبأيمانهم
“Sedang cahaya mereka
bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka.’
2.
Kata yang selalu disebutkan dalam
bentuk jamak
Seperti apa yang dijelaskan pada bagian sebelumnya, bentuk jamak
juga memiliki makna dan tujuan khusus. Dalam arti, ada pesan tertentu yang
hendak disampaikan oleh al-Quran. Dalam hal ini, penulis hanya akan memaparkan
beberapa kata saja. Agar lebih mempermudah.
a.
Kata ألباب
Seperti dalam QS. az-Zumar: 21
إن فى ذلك لذكرى لأولى الألباب
“Sesungguhnya pada yang
demikian itu, benar-benar terdapat pelajaran bagi
orang-orang yang berakal “
b.
kata أكواب
Seperti dalam QS. al-Ghosyiyah: 14
وأكواب موضوعة
“Dan
gelas-gelas yang terletak (di dekatnya) “
3.
kata yang digunakan dalam bentuk mufrad
dan jamak
a.
Kata سماء menunjukkan arah atas
Seperti dalam QS. adz-Dzariyat: 22
وفى السماء رزقكم
“Dan di
langit terdapat sebab-sebab rizqimu “
Sedangkan
kata سموت menunjukkan arti bilangan /
luasnya
Seperti
dalam QS. al-Hadid: 2
له ملك السموت والأرض
“ Kepunyaannyalah kerajaan langit
dan bumi “
b.
kata ريح menunjukkan adzab:
Seperti dalam QS. Ibrahim: 18
مثل الذين كفروا بربهم أعمالهم كرماداشتدت به الريح فى يوم
عاصف
“ Orang-orang yang kafir kepada
Tuhannya , amalan-amalan mereka sepertiabu yang ditiup angin dengan keras pada
suatu hari yang berangin kencang
Sedangkan kata رياح menunjukkan rahmat
Misal dalam QS. al-Hijr: 22
وأرسلناالرياح لواقح
“Dan kami telah meniupkan angin
untuk mengawinkan (tetumbuhan).“
BAB III
PENUTUP
Dari paparan yang relatif singkat ini, dapat kita simpulkan bahwa
al-Quran memang selalu menjadi hal menarik untuk terus dikaji. Termasuk dari
segi susunan bahasanya, tanpa terkecuali masalah kaidah mufrad dan jamak yang
ada di dalamnya.
Kata الأرض, merupakan salah satu kata yang hanya disebutkan dalam bentuk
mufradnya saja. Ini sama sekalo tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan yang
menyatakan bahwa bumi berlapis tujuh. Ini kaitannya dengan keadaan umat pada
masa al-Quran diturunkan. Seandainya dengan terang-terangan Allah menegaskan
bahwa ia tujuh, barangkali mereka akan ragu-ragu terhadap al-Quran.
Begitu pula dengan kata الألباب. Kata ini hanya
disebutkan dalam bentuk jamak saja. Menurut al-Suyuthi, ini disebabkan karena
bila disebutkan dengan bentuk mufradnya, akan memberatkan.
Selain dua
kata ini, ada kata السماء, السماوات, الريح,
dan الرياح. Perbedaan bentuk, mufrad dan jamak memiliki perbedaan
makna dan pemahaman. Dan, selain beberapa kata di atas, masih banyak kata-kata
lain yang tidak penulis sebutkan. Ini hanya untuk mempermudah saja, dan agar
kajian kita tidak terlalu meluas. Sekali lagi, intinya adalah, kata-kata dengan
beragam bentuknya dalalm al-Quran memiliki makna khusus. Bukan persoalan kebetulan.
DAFTAR PUSTAKA
‘Abd al-Baqi, Muhammad Fuad. al-Mu’jam al-Mufahras
li Alfadh al-Quran al-Karim (Angkasa, t.t.), 26-33
Baidan, Nashruddin. Wawasan Baru Ilmu Tafsir.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, cet. I, 2011.
Chirzin, Muhammad. Al-Quran dan Ulum al-Quran.
Yogyakarta: Dana Bhakti. 1998.
0 comments:
Posting Komentar